Unit emo terbaru dari Malang, Enitine, resmi memperkenalkan diri ke publik dengan merilis EP debut, nightmare blunt rotation. Berisi empat lagu, EP ini sudah bisa didengarkan di berbagai platform streaming seperti Spotify, Apple Music, Bandcamp, dan YouTube sejak 7 Februari 2025.
Dengan eksplorasi sound emo klasik yang diberi sentuhan modern, Enitine mengajak pendengar untuk menyelami pergulatan batin yang mendalam. Sebuah perjalanan emosional yang terbungkus dalam aransemen gitar twinkly yang seperti biasa, penuh energi.
Dibentuk awal 2024, Enitine mulai menarik perhatian melalui single debut mereka, “Blunt Trauma”. Kent/Caca (vokal dan gitar), Farhan (gitar), Rafi (bass), dan Jibril (drum) adalah kuartet di balik band ini. Mereka menyebut diri sebagai band emo yang mengusung elemen-elemen 5th wave emo. Mengeksplorasi tema-tema pergolakan personal, trauma, dan keputusan-keputusan yang sulit.
Sementara di EP perdana ini, nightmare blunt rotation mengusung tema besar tentang keraguan untuk berdamai atau melawan kesalahan masa lalu. Setiap lagu menyoroti dinamika antara hubungan nggak sehat dan kebiasaan destruktif, refleksi pengalaman pribadi si vokalis.
“Dunia di sekitar saya sering kali dipenuhi dengan penyesalan dan keputusasaan yang tidak masuk akal,” ungkap Kent. Dalam EP ini, ia berusaha menangkap perasaan mere human, ketika seseorang merasa terasing dari dirinya sendiri.
Dua track pembuka, “Lake For Swans” dan “Alice,” membahas pergulatan spiritual untuk lepas dari narkoba. Lagu “Alice” sendiri merupakan tribute tidak langsung kepada vokalis Alice In Chains yang meninggal akibat overdosis pada 2002.
Sementara dua lagu berikutnya, “Blunt Trauma” dan “Me vs The Killing Comfort,” mengeksplorasi keinginan untuk melepaskan diri dari hubungan toksik, dengan inspirasi dari film Eternal Sunshine of The Spotless Mind untuk menggambarkan bagaimana seseorang mendambakan mesin penghapus kenangan.
Judul nightmare blunt rotation sendiri diambil dari istilah populer tentang pengalaman tidak nyaman dalam situasi sosial yang serba canggung. Enitine menggunakannya sebagai metafora atas perjalanan emosional yang naik-turun dalam lagu-lagu mereka.
Direkam di Haum Studio dari September hingga Oktober 2024 dan dimixing oleh Axel Kevin hingga Januari 2025, EP ini menjadi langkah pertama Enitine dalam memperkenalkan suara mereka. Kent menegaskan bahwa band ini tidak ingin terjebak dalam satu genre atau formula tertentu—mereka akan terus bereksplorasi. Dengarkan nightmare blunt rotation di semua platform digital sekarang juga.