Satu dari sepuluh orang di Indonesia mengidap gangguan mental dan kejiwaan. Dari jumlah mencapai 27,3 juta, sekitar 6,6 juta jiwa di antaranya mengalami depresi. Sementara penyakit gangguan mental yang paling banyak diderita adalah gangguan kecemasan (anxiety disorder), yakni sekitar 8,4 juta pasien. Ini berdasarkan catatan Survei Global Data Health Centre tahun 2017, dilansir dari Kompas.com (13/10).
Melihat angka-angka tersebut, sepertinya kondisi kesehatan mental harus mulai mendapatkan perhatian serius. Apalagi tingkat keparahannya bisa menyebabkan hilangnya nyawa seseorang. Untuk itulah simental.id hadir untuk Anda. Mencoba menghadirkan wawasan lebih mendalam perihal kesehatan mental dan kejiwaan. Kali ini kita akan membahas secara khusus mengenai depresi dan tekanan mental.
Apa itu Depresi?
Depresi adalah salah satu jenis gangguan mental yang paling sering ditemui. Umumnya berhubungan dengan perasaan sedih, muram, tidak bersemangat, dan seperti tanpa harapan.
Ini terjadi sebagai pengaruh dari peristiwa-peristiwa yang berlangsun dalam kehidupan. Misalnya ketika seseorang mengalami kegagalan, kehilangan orang terdekat, kemunduran finansial, dan hal-hal lain yang menimbulkan kesedihan.
Pada dasarnya ini merupakan kondisi normal, jika tidak sampai memengaruhi aktivitas secara berkepanjangan. Setelah melalui masa-masa depresi, kondisi mental seseorang dapat kembali bugar dengan pola pikir baru yang lebih dewasa.
Depresi menjadi masalah serius jika intensitasnya tinggi dan terus menerus. Di sinilah gejala tersebut baru dinilai tidak normal dan memerlukan penanganan secara klinis. Depresi menyebabkan seseorang memiliki suasana hati yang tidak menentu. Dirinya terus berkutat dengan kesedihan dalam waktu lama hingga kehilangan gairah untuk berbuat sesuatu yang menyenangkan, meskipun kegiatan itu benar-benar dia sukai.
Dalam jenis kondisi yang lain, depresi disebut mania apabila penderitanya sesekali mengalami perasaan gembira dan gairahnya meluap-luap secara berlebihan.
Situasi dalam diri penderita depresi membuatnya lebih banyak memusatkan perhatian pada kemungkinan-kemungkinan buruk dalam hidupnya. Alhasil, kemudian akan muncul sikap inferior, pesimis, serta menyalahkan diri sendiri secara berlebihan. Apabila kondisi ini kian memburuk, bukan tidak mungkin penderita depresi akan melakukan percobaan bunuh diri.
Tanda-tanda Gejala Depresi
Tanda-tanda paling awal dari penderita depresi adalah keadaan suasana hati yang sering memburuk. Badmood terjadi dalam intensitas ringan diiringi dengan hilangnya gairah dan minat untuk melakukan sesuatu.
Penderita menyadari bahwa dirinya tidak lagi tertarik dengan rutinitas harian, bahkan kegiatan-kegiatan menyenangkan yang sebelumnya menjadi hobinya. Kondisi ini bisa dilihat dari perubahan raut muka dari pengidap depresi.
Seiring berjalannya waktu, penurunan minat dan gairah ini bisa semakin memburuk. Hingga penderita kehilangan nafsu makan minum atau berhubungan intim dengan pasangan. Barulah kemudian tanda-tanda depresi muncul secara fisik, salah satunya berat badan yang turun drastis dalam kurun waktu singkat.
Pada masa ini, gejala sudah bisa digolongkan dalam taraf yang berat. Penderita mulai susah tidur di malam hari. Lalu sering mengalami agitasi atau perasaan gelisah, jengkel, atau kesal sebagai reaksi dari perubahan sekecil apapun. Baik akibat perbuatannya sendiri maupun perubahan kondisi lingkungan. Juga retardasi psikomotor, yaitu gerakan tubuh yang lambat dan semakin alot sampai akhirnya terhenti sama sekali. Ketika itu tubuhnya akan terlihat lemas dan mudah lelah.
Gejala depresi lebih lanjut mengarah ke berkurangnya kemampuan berpikir. konsentrasi, dan sulit mengambil keputusan. Sementara kondisi emosional pasien makin memburuk dengan munculnya rasa bersalah yang berlebihan dan sikap menghukum diri sendiri. Seringkali perasaan ini muncul dalam taraf delusional, tidak sesuai dengan kenyataan.
Pada akhirnya, perasaan buruk dan pikiran negatif itu akan semakin memuncak hingga menghasilkan ide-ide tentang kematian. Gagasan ini muncul, awalnya dalam intensitas rendah hingga semakin tinggi. Bahkan penderita gangguan mental depresi sudah mulai memikirkan cara-cara untuk mewujudkan idenya tersebut.
Sumber:
Kompas.com: Merefleksikan Joker (3): 1 Dari 10 Orang di Indonesia Alami Gangguan Jiwa
Anindito & Sofia, Jurnal Psikologi UGM. 2004: Perfeksionisme, Harga Diri, dan Kecenderungan Depresi Pada Remaja Akhir
Meilanny, Dessy & Chenia. Jurnal Psikologi Unpad. 2017: Bunuh Diri dan Depresi dalam Perspektif Pekerjaan Sosial