Setelah memperkenalkan diri lewat debut single “Cita” pada Mei lalu, solois asal Malang, Yaqin kembali hadir dengan karya terbaru bertajuk “Parasit”. Lagu ini menjadi single kedua dari proyek album solo yang saat ini tengah digarapnya, dan direncanakan rampung di akhir tahun 2025.
Berbeda dari “Cita” yang membawa semangat pengenalan, “Parasit” justru lahir dari ruang yang lebih personal dan emosional.
Lagu ini pertama kali ditulis pada tahun 2017, sebagai luapan atas pengalaman cinta dan pertemanan yang membekas sejak masa sekolah dasar hingga awal masa remaja.
“Waktu itu aku pindah dari Sidoarjo ke Malang, masuk ke lingkungan baru, dan mulai mencari teman, jatuh cinta, berusaha diterima. Tapi ternyata, semua itu malah berujung pada rasa kecewa dan perasaan dimanfaatkan,” kenang Yaqin.
Situasi tersebut membentuk stigma dan konflik batin yang dalam terhadap figur-figur tertentu. Mereka yang selalu menjadi pusat perhatian, dianggap menarik, atau tampak “ideal” di lingkar sosial sekolah. Cerita yang awalnya hanya tersimpan dalam buku catatan pribadi itu, akhirnya dituangkan Yaqin ke dalam karya musik.
“Parasit” resmi dirilis pada 24 Juli 2025 dan diproduseri oleh Decky Anugrah, yang juga turut mengisi aransemen bersama Bayu Aji dan Rico April.
Seluruh proses kreatif digarap secara kolektif di Paraduta Record di bawah naungan wukwukcreative. Menariknya, proses produksi dilakukan secara jarak jauh. Yaqin berada di Jakarta, sementara Decky mengerjakan aransemen dari Malang.
“Basic Yaqin memang bukan pemain instrumen, jadi karena keterbatasan jarak, kami akalin dengan metode humming. Dia kirim voice note ide-idenya lewat WhatsApp, dan saya kerjakan aransemennya dari Malang,” jelas Decky.
Sebagai produser, Decky memberikan sentuhan-sentuhan musikal yang menggambarkan suasana emosional lagu tersebut. Di awal lagu, suasana kelas yang ramai dibangun sebagai latar, lalu ditimpa oleh kontra melodi, canon string, dan elemen flute yang mewakili rasa ‘mengganggu’ seperti parasit. Efek reverb yang bersahutan turut memperkuat atmosfer naratifnya.
“Tentu tidak mudah mengubah catatan pribadi menjadi susunan bunyi. Tapi saya mencoba menangkap esensinya, dan menjadikannya sebuah lagu yang jujur, namun tetap musikal,” tutup Decky.
Lagu ini adalah ajakan untuk berdamai dengan diri sendiri—bagi siapa pun yang pernah merasa dikucilkan, diremehkan, atau hanya dicari saat dibutuhkan. Sebuah refleksi tentang membangun hubungan yang sehat dengan diri sendiri sebelum dengan orang lain.
“Parasit” kini sudah tersedia di berbagai digital streaming platform (DSP).
