Setelah menggulirkan berbagai kolaborasi dengan nuansa vintage yang khas, Natasya Elvira bersama Societeit de Harmonie kembali dengan single terbaru bertajuk “Kutukan”.
Dirilis pada 18 Juli 2025, lagu ini menjadi refleksi personal tentang lingkaran hubungan toksik yang melelahkan, namun kerap diulang tanpa sadar.
Lahir dari kondisi mental yang rapuh, “Kutukan” ditulis Natasya hanya dalam waktu satu jam di awal 2025.
“Lagu ini berasal dari emotional state saya yang sedang kurang stabil dan cenderung berada di loop yang sama waktu itu,” ungkapnya.
Alih-alih menyusun lirik dengan metafora kompleks, Natasya memilih bahasa yang lugas dan jujur, merekam kebingungan ketika komunikasi dalam hubungan tidak lagi berjalan dua arah.
“Ketimbang EP Societeit sebelumnya, narasi ini terasa polos dan apa adanya. Purely yang aku rasakan atas kebingunganku ketika berkomunikasi dengan sosok ini. Karena sering kali maksud dia A, tapi aku nerimanya B, begitu juga sebaliknya, makanya sering berantem,” jelasnya.
Meski mengangkat tema yang tidak asing, Natasya berhasil membungkusnya dengan emosionalitas yang segar. Vokal vintage-nya masih terasa kental, namun liriknya menggigit, menggambarkan dinamika antara cinta yang menggebu dan luka yang tak terhindarkan.
Secara musikal, “Kutukan” mengalami transformasi dari versi awal yang sederhana. “Aslinya simpel banget. Chord gitu-gitu doang, tapi saya sudah hafal gaya bermain Mas Gomez, dan saya yakin kalau lagu ini dibawakan di Societeit pasti berubah,” kenang Natasya.
Bersama Pradhana Setya Kusuma selaku produser dan Andy sebagai pianis, lagu ini dibangun dengan nuansa aransemen yang menghidupkan ketegangan emosional khas hubungan penuh tarik-ulur.
Tak hanya sebagai penulis lagu dan vokalis, Natasya juga mengambil peran sebagai manajer proyek. Ia mengoordinasikan produksi ini bersama tim, termasuk Anggita Chandra Utama dan produser utama.
“Justru dengan banyaknya peran yang saya jalankan, saya jadi memiliki attachment lebih dan sisi emosional lebih terhadap proyek ini,” ungkapnya.
Artwork “Kutukan” digarap Rici Shahputra dengan referensi visual dari lukisan The Lovers karya René Magritte (1928). Citra dua sosok yang saling mencinta tapi terhalang, menggambarkan hubungan yang tak pernah bisa benar-benar bersatu.
Sementara itu, video liriknya digarap Muhammad As’ad Asyikin Nur, diambil di sebuah warung kopi saat tur Jawa akhir 2024. Video tersebut menampilkan sosok yang berargumen lewat telepon, mewakili cinta yang intens namun sarat konflik.
“Mereka saling mencintai, tapi tak sanggup bertemu tatap muka karena setiap kali bertemu, bendungan emosi segera meledak,” kata Natasya.
Melalui “Kutukan”, Natasya ingin menyentil mereka yang terjebak dalam hubungan tak sehat. “Semoga pendengar segera menyadari apa yang dijalaninya, karena jangankan tahu benar atau salah, bahkan sadar sedang ada di dalam loop itu aja enggak,” katanya.
“Kutukan” juga menjadi pengantar menuju EP lanjutan yang saat ini sedang dipersiapkan. “Lagunya sudah ada, namun belum siap didengar,” ungkapnya sambil tersenyum.