Oleh: Berril Labiq
Unit alternatif/dreampop asal Malang, Girl and Her Bad Mood (GAHBM), bikin acara Hearing Sessions Album Penuh Pertama “Pop Songs, Sad World”. Jumat, (2/8/2025) kemarin di Levels Brewhouse, Malang. Di acara ini, untuk pertama kalinya, GAHBM ngajak kita dengerin materi-materi di album baru mereka yang bakal rilis September depan.
Digelar intim, hearing session ini ngasih pengalaman mendengarkan pakai headphone bareng-bareng. Pas sudah mulai, ruangan jadi hening. Pendekatan ini dipilih biar materi album bisa disimak secara utuh dan fokus sama para pendengar terpilih yang hadir langsung.
“Sebenernya awalnya cuma pengin pamer duluan aja. Tapi akhirnya kita pengin bikin acara yang bisa dengerin bareng-bareng, enggak cuma rilis dan lewat gitu aja,” ungkap Bima (gitar/vokal).
Dari Bluest Year ke Pop Songs, Sad World
Album Pop Songs, Sad World bakal jadi rilisan penuh pertama GAHBM, setelah mini album Bluest Year terbit 2022 lalu via Haum Entertainment. Mini album itu dapat sambutan positif, bahkan sudah masuk cetakan ulang kelima dalam format kaset, dan jadi salah satu rilisan fisik terlaris di Toko Rekam Jaya, Malang.
“Waktu Bluest Year rilis, kita juga masih nyari identitas. Ternyata responsnya bagus. Itu jadi titik balik kita buat lebih serius ngerjain musik lagi,” tambah Bima.
Ada ekspektasi yang muncul setelah EP Bluest Year rilis dan dirasa jadi tekanan buat GAHBM. Mereka merasa harus bisa bikin rilisan baru dengan kualitas yang setara atau bahkan melampaui. Tapi, dewasa, mereka milih nggak terbebani dan lebih fokus pada proses kreatif.
“Daripada mikir terlalu jauh, kita pilih bikin dulu aja. Yang penting kita yakin dan suka dulu sama materinya,” ungkap Bima.
Kali Ini Lebih Eksplor
Dalam hearing session itu, pendengar diajak nyimak 10 lagu yang bakal ngisi album Pop Songs, Sad World. Terdiri dari empat lagu yang udah dirilis dan enam materi baru yang belum pernah didengar sebelumnya.
Secara musikal, album ini menyajikan eksplorasi yang lebih luas dari sebelumnya. Menurut Daffa (gitar), ada banyak unsur baru kayak elektronik dan elemen rock ringan, tapi tetap mempertahankan benang merah dreampop khas band ini.
“Kalau Bluest Year cenderung emo, di album ini kita eksplor ke arah alternatif dan elektronik,” ujarnya.
Sementara dari segi lirik, banyak menggambarkan keresahan hidup di usia quarter life. Mulai dari kecemasan akan kegagalan, cinta yang nggak tuntas, sampai hidup yang terus berjalan meski dalam kondisi nggak ideal.
“Dari yang umur 25 deh, takut gagal, gak punya uang, cinta-cintaan… tapi hidup harus terus jalan,” tambah Bima.
Judul album Pop Songs, Sad World sendiri diambil dari potongan lirik yang menurut mereka bisa mewakili keseluruhan isi album. Lagu-lagu dalam album ini juga nunjukin pendekatan kolektif dalam proses kreatif, meski penulisan lirik banyak dipegang sama Bima.
Rencana Showcase dan Harapan ke Depan
Ke depan, Bima Geraldi (gitar/vokal), Daffa Hanafi (gitar), Danang Seloaji (drum), Handy Wandawa (synth), dan Jane Maura (bass/vokal) berencana bikin showcase buat nunjukin full materi album Pop Songs, Sad World.
Showcase ini merupakan langkah lanjutan hearing session, sekaligus pembuka rangkaian aktivitas pasca-rilis. Tentunya sambil bawain beberapa lagu dari katalog lama mereka, termasuk dari Bluest Year.
Dari hearing session yang digelar, GAHBM berharap album ini bisa jadi ruang dengar sekaligus ruang temu yang jujur dan dekat sama para pendengarnya.
“Kita pengin bikin acara, enggak cuma rilis doang,” ungkap Bima.
“Biar kita bisa ngerasain bareng-bareng hasil yang udah kita kerjain.”
Lewat Pop Songs, Sad World, GAHBM pengin memperluas pendengar, juga jadi bukti kalau proyek ini bukan cuma euforia satu rilisan. Sekaligus penanda fase baru buat mereka yang konsepnya lebih matang, lebih berani secara musikal, dan makin siap melangkah jauh keluar.

