Unit emo/alternative asal Kota Batu, Grey, merilis single terbaru berjudul “Let It Bleed” pada 1 Agustus 2025 di bawah label independen Haum Entertainment.
Melalui lirik yang mentah dan aransemen padat, lagu ini menyuarakan pergolakan batin antara keinginan untuk membuka diri dan ketakutan akan luka, pengkhianatan, serta kehilangan.
“Di lagu ‘Let It Bleed’, kami mencoba menangkap momen ketika seseorang berada di ambang kepercayaan dan ketakutan. Ada dorongan untuk membuka diri, tapi di saat yang sama muncul kecemasan akan dikhianati atau ditinggalkan. Keterbukaan itu juga beriringan dengan potensi untuk terluka, sesakit luka fisik yang berdarah,” ujar Ivan Fadhilah, vokalis Grey.
Dengan lanskap emosional yang intens dan reflektif, “Let It Bleed” membawa pendengar ke dalam konflik yang berulang. Frasa seperti “let it bleed” dan “should it pass or should I trust?” menjadi semacam mantra dalam menghadapi trauma dan ketidakpastian.
“Frasa berulang seperti ‘let it bleed’ dan ‘should it pass or should I trust?’ mencerminkan dilema antara membebaskan emosi yang terpendam, merangkul kerentanan, atau justru menyerah pada keadaan. Terdapat pula sentuhan penyangkalan dan keputusasaan yang bercampur dengan keinginan untuk bertahan, meski menyadari bahwa segalanya mungkin sudah terlambat,” tambah Ivan.
Lagu ini ditulis oleh Ivan Fadhilah dan diaransir secara kolektif oleh personel Grey: Ivan Fadhilah, Andrian Adianto, Farkhan Ghani, Fildzany Wildan, dan Reyhan Rahendra.
Proses rekaman pun dilakukan di berbagai tempat: drum di Move Records, vokal di Haum Studio, serta gitar dan bass di KLNX House. Mixing dan mastering ditangani oleh Satrio Utomo dari Griffin Studio, menghasilkan audio yang bertenaga sekaligus atmosferik. Rasanya sepadan dengan kepedihan yang ditawarkan dalam liriknya.
“Let It Bleed” adalah ekspresi emosional bagi mereka yang berani merasa, meskipun harus terluka karenanya.