Di sela-sela aktivitas, kamu pasti pernah kan tiba-tiba diam ngelamun. Biasanya setelah ngelamun pikiran jadi lebih rileks. Otak seperti di-reset dalam sekejap.
Menurut penelitian Bapak Robert Desimone, dari Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, orang yang pikirannya menggembara bebas (lagi berkhayal atau melamun) cenderung menghasilkan gelombang alpha di otak bagian frontal cortex, tanda munculnya kreativitas.
Ngelamun yang indah-indah juga bisa membuat seseorang melupakan pengalaman negatifnya.
Dalam satu penelitian di The Journal of Pain, orang yang diminta bernostalgia tentang makanan favorit mereka sambil mencelupkan tangan ke dalam ember es memiliki toleransi terhadap rasa sakit. Juga kecemasan yang lebih sedikit, dibandingkan orang yang berpikir tentang sesuatu yang biasa-biasa aja, atau tidak ada hubungannya sama sekali.
Ya pokoknya, ngelamun bisa jadi mode pelarian yang free, bisa di mana saja dan kapan saja.
Fyi, ini beberapa manfaat melamun:
1. Meredakan Stress dan Kecemasan
Seperti yang Hipmin tulis di atas, saat kamu melamun, pikiranmu akan bebas berimajinasi, sampai memasuki dimensi otak yang disebut alpha wave.
Alpha wave ini bertugas untuk membuat diri dan pikiran nyaman tanpa tekanan. Jadi stress dan kecemasan bisa berkurang.
2. Menambah Kreativitas
Kreativitas biasanya akan sangat berkembang pesat saat masih anak-anak.
Salah satu sumber kreativitas tersebut adalah ide-ide segar dan unik yang didapatkan dari aktivitas melamun.
3. Membantu Mencapai Tujuan Hidup
Melamun juga bisa membantumu mencapai tujuan hidup. Kalau yang ini istilahnya structured daydreaming, yaitu membayangkan cara mewujudkan mimpi yang realistis.
Misalnya, kamu seorang atlet renang yang mau menghadapi suatu turnamen. Kamu bisa membuat simulasi berlangsungnya turnamen dalam lamunanmu, lalu menyusun strategi untuk menang melawan musuhmu.
Meskipun secara fisik kamu belum berada di arena pertandingan. Tapi, pikiranmu sudah duluan di sana. Jadi kamu mungkin akan lebih siap menghadapi kompetisi.
4. Bagus Untuk Kinerja Otak
Melamun sangat bermanfaat untuk kinerja otak. Saat melamun bagian otak akan bekerja bersamaan untuk merangsang problem solving dan kreativitas.
Makanya, kalau ngelamun kamu jadi bisa tiba-tiba punya ide.
Tapi, semua hal itu ada plus minusnya. Manfaat melamun, lumayan banyak juga, tapi kalau terus-terusan juga bahaya.
Bahaya Keseringan Ngelamun
Bahaya paling sederhana, kamu jadi terjebak dalam imajinasi dan menghambat pekerjaan atau kegiatan lainnya. Kalau di sekolah dulu, sama ibu guru nggak boleh sering-sering ngelamun kan. Ya soalnya tugasmu jadi nggak selesai-selesai.
Melamun juga berbahaya di aktivitas-aktivitas tertentu, misalnya lagi nyetir, ngiris sayur, setrika, masang genteng, dll. Kalau ngelamun dan nggak focus bisa celaka.
Kalau terus-terusan, orang juga bisa kecanduan ngelamun. Istilah psikologisnya disebut ‘maladaptive daydreaming’.
Istilah ini pertama kali diidentifikasi oleh Profesor Eliezer Somer dari Universitas Haifa. Sampai sekarang, gangguan mental itu belum masuk dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), dan tidak memiliki kriteria diagnosis resmi atau pengobatan.
Pengidap maladaptive daydreaming akan menghabiskan waktunya berjam-jam untuk melamun. Tenggelam dalam dunia khayalan yang punya plot dan alur cerita rumit yang berkembang selama bertahun-tahun (menurut penelitian).
Pengidap maladaptive daydreaming bahkan bisa mengalami tekanan psikologis, sulit tidur, dan merasa malu karena melamun.
Kalau perkiraan peneliti di luar sana, maladaptive daydreaming bisa muncul sejak masa kanak-kanak. Sehingga sampai sulit dikendalikan. Stres dikit, mereka akan lari ke dunia fantasinya.
Perilaku ini juga dapat bersamaan dengan kondisi kesehatan mental seperti attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), kecemasan, depresi, dan gangguan disosiatif.
Jadi, ngelamun itu gpp, tapi jangan keterusan. Apapun yang berlebihan memang nggak baik.