You got that James Dean daydream look in your eye
And I got that red lip classic thing that you like..
Swifties atau yang kebetulan penikmat musik pop kekinian, pasti nggak asing dengan penggalan lirik lagu itu. Apakah ada yang pernah bertanya-tanya siapakah James Dean yang disebut Mbak Taylor?
Kalau kamu sadar, nama James Dean nggak cuma di-mention di lagu Taylor Swift. Ada juga di lagu Lana Del Ray “Blue Jeans”, lagunya Ariana Grande “Moonlight”, terus lebih jauh lagi lagunya Don McLean “American Pie”. Pokoknya masih banyak.
Sejauh pantauan Hip ada kira-kira ada 3 lagu lagi yang menyebut nama pria tampan itu. Mungkin masih banyak, coba cari sendiri kalau sempat.
Jadi siapa sebenarnya James Dean?
James Byron Dean atau James Dean itu seorang aktor Amerika yang lahir tahun 1931. Dia terkenal lewat film berjudul Rebel Without a Cause (1955).
Disusul film yang makin membuat namanya melejit: East of Eden (1955) dan Giant (1956).
Selain karena bakat aktingnya, Dean terkenal dengan paras tampannya yang aduhay, fesyen kasual yang oke, dan tatapan tajam matanya yang membuat semua gadis mleyot. Sosok karismatik Dean membawa ikon budaya baru di Amerika pada zaman itu.
Sayangnya, sepanjang hidupnya, James Dean hanya sempat main di tiga film. Ia meninggal dunia di usia yang masih sangat muda: 24 tahun.
Dean kabarnya memiliki masa kecil yang menyedihkan. Dia harus kehilangan sosok ibu karena penyakit kanker, saat dia masih umur 9 tahun. Ayah Dean kemudian mengirimnya tinggal bersama bibi dan pamannya di Indiana. Sejak itu, hubungan dengan ayahnya makin merenggang.
Meski begitu, di sekolah Dean adalah siswa yang populer. Unggul di bidang akademik, jago main basket, bisbol, dan sejumlah cabang olahraga. Dean juga mempelajari drama di sekolahnya.
Dia mulai tampil di beberapa judul drama sekolah menengah dan berlanjut sampai ke perguruan tinggi. Terutama setelah dia pindah dari Santa Monica City College ke UCLA pada musim gugur 1950.
Karir profesionalnya dimulai dari iklan Pepsi-Cola. Ceritanya, Dean memenangkan peran drama produksi UCLA “Macbeth”. Lalu ada actor panggung dan layar terkenal James Whitmore menawarinya jadi figuran iklan. Tugasnya waktu itu menari sambil menyanyikan jingle Pepsi.
“Saya berhutang banyak sama Whitmore,” kata Dean ke majalah Seventeen, tahun 1955. “Dia bilang padaku bahwa aku tidak tahu perbedaan antara berakting sebagai pekerjaan ringan dan berakting sebagai seni yang sulit.”
Dari situ, Dean memutuskan untuk serius terjun ke seni peran. Tangga karirnya mulai terbentuk saat dia dapat tawaran memerankan Yohanes Rasul dalam “Hill Number One,” acara TV yang ditayangkan pada Paskah 1951.
Berkat aktingnya itu, gadis-gadis di sekolah menengah paroki Los Angeles kesengsem dan sampai membuat fans club yang dinamai ‘the Immaculate Heart James Dean Appreciation Society’.
Dean kemudian direkomendasikan masuk Lee Strasberg’s Actors Studio untuk memperdalam skill aktingnya.
“Tempat ini menampung orang-orang hebat seperti Marlon Brando, Julie Harris, Arthur Kennedy, Mildred Dunnock, Eli Wallach. Sangat sedikit yang masuk ke dalamnya. Ini adalah hal terbaik buat seorang aktor. Saya adalah salah satu yang termuda yang menjadi anggota,” tulis Dean pada keluarganya saat diterima di studio itu.
Akting Dean di banyak acara televisi mulai mencuri perhatian. Dean dapat peran kecil di beberapa film Hollywood sebelum pindah ke New York City, Oktober 1951.
Perannya sebagai Bachir, seorang pelayan rumah homoseksual Afrika Utara, dalam produksi teater “The Immoralist” karya Andre Gide pada tahun 1954, kemudian mencuri perhatian sutradara Elia Kazan.
Dengan persetujuan John Steinbeck, Kazan memilih Dean dalam adaptasi layar lebar dari novel epik Steinbeck ‘East of Eden’. Dari sana aura bintangnya mulai terpancar.
Dean akhirnya menerima peran utama di film “Rebel Without a Cause”. Dilanjutkan film Giant, yang dibintangi oleh Elizabeth Taylor dan Rock Hudson.